☃️ Doa Menghindari Keputusasaan Dalam Menghadapi Kematian
Tahapintegritas versus keputusasaan dimulai ketika orang dewasa yang menua mulai mengatasi masalah menghadapi kematian. Permulaan tahap ini sering dipicu oleh peristiwa kehidupan seperti pensiun, kehilangan pasangan, kehilangan teman dan kenalan, menghadapi penyakit terminal, dan perubahan lain pada peran utama dalam hidup.
DoaDalam Keputusasaan. Pada akhir Oktober, ketika badai besar, yaitu "Hurricane Sandy", datang menerpa pantai timur laut, saya dan istri saya berada di Atlanta sedang menyaksikan siaran cuaca dengan kekhawatiran yang memuncak. Rumah kami yang berharga di Chesapeake Bay, tempat istirahat di hari Sabat dan kenangan musim panas yang berharga
DoaMenghadapi Masalah Sesuai Hadits Riwayat Ibnu Hibban dari Anas bin Malik RA: BACA JUGA: Macam-Macam Ideologi yang Ada di Dunia, Simak Penjelasan Selengkapnya 40 Kata-kata Semangat Bulan Agustus, Sebagai Motivasi di Awal yang Baru. Allahumma la sahla illa ma ja'altahu sahla, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahla.
1 Doa Diberi Kemudahan Dalam Menghadapi Masalah. Allahumma la sahla illa ma ja'altahu sahla, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahla. Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Syokdan penolakan. Ini adalah keadaan tidak percaya dan perasaan mati rasa. Sakit dan rasa bersalah. Marah dan tawar menawar. Putaran ke atas. Rekonstruksi dan bekerja melalui. Penerimaan dan harapan. Bagaimana Anda menangani kesedihan? Mengatasi Duka: 7 Hal yang Perlu Diingat Saat Menghadapi Kehilangan. Tidak akan selamanya terasa seperti ini.
Tujuandari sharing dan doa bersama ini adalah supaya ada banyak orang menyaksikan kebaikan Tuhan, karunia yang Tuhan berikan bagi saudara seiman kita dan akhirnya nama Tuhan dimuliakan. Penutup. Penderitaan atau keputusasaan dalam hidup adalah hal yang pasti kita alami, kita tidak punya pilihan untuk menghindarinya.
Padaedisi e-Doa bulan Maret ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat lebih dalam pada doa keputusasaan dalam badai hidup yang menyerang. Renungan yang mengetengahkan kisah dari Fanny Crosby serta artikel yang mengulas tentang doa di dalam keputusasaan pada edisi ini kiranya akan semakin menumbuhkan iman dan kehidupan doa Anda, terutama
3 Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah: a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan b.
3 Doa Dimudahkan Segala Urusan - Saat Menghadapi Kesulitan atau Masalah. DOA adalah senjata kaum mukmin dan kaum lemah yang teraniaya. Doa bukti keimanan karena memohon hanya kepada Allah SWT. Doa juga adalah ibadah. Karenanya, selain akan dikabulkan, kita juga akan mendapatkan pahala ibadah (doa). Salah satu doa populer adalah memohon kepada
BG32Rw. Dalam menjalani bahtera kehidupan, seorang manusia pastinya melewati lika-liku jalan kehidupan, kadang bernasib baik dan kadangan sebaliknya. Jalan baik menghadapi semuanya adalah pasrah dengan ketentuan Allah Swt. Namun ada kalanya, ketika seseorang berada pada titik jenuh dan lelah dalam menghadapi segala masalah yang menimpanya, tak jarang terbersit dalam hati bahwa jalan keluarnya adalah memohon kepada Allah untuk memutus ajalnya. Lantas apakah boleh berdoa memohon kematian?Dalam kitab hadits Sunan An-Nasâi tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas RAقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِArtinya, “Rasulullah SAW bersabda, Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan mati sebab kesengsaraan yang menimpanya,” HR An-Nasâ`i.Hadits di atas menunjukkan suatu larangan akan meminta kematian karena kesengsaraan yang menimpanya, seakan-akan menunjukkan kejenuhannya dalam menerima takdir Allah SWT. Padahal jika ia mampu menghadapinya, maka Allah akan mengganjarnya dengan ada pengecualian, sebagaimana yang dijelaskan oleh As-Sindi dalam Hâsyiyah Sunan An-Nasâiوَلَا يُكْرَهُ التَّمَنِّي لِخَوْفٍ فِي دِيْنِهِ مِنْ فَسَادٍArtinya, “Dan tidak makruh meminta mati karena takut agamnya rusak,” Lihat Syekh Abul Hasan As-Sindi, Hâsyiyatus Sindi alân Nasâ`i, [Maktabah al-Mathbû’ah al-Islâmiyyah], juz IV, hal 2.Meski demikian ketika seseorang melakukan kemaksiatan dan dosa, hingga putus harapan dari ampunan Allah SWT dan terbersit dalam benaknya bahwa kematian adalah satu-satunya jalan keluar agar tidak berbuat dosa lagi bukanlah suatu hal yang SAW bersabdaلَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ الْمَوْتَ، إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَArtinya, “Janganlah salah seorang dari kalian berharap untuk mati, ada kalanya ia seorang yang baik, barang kali kebaikannya akan bertambah, dan ada kalanya dia adalah orang yang berbuat keburukan, barang kali ia akan bertobat dari kesalahannya,” HR An-Nasâ`i.Syekh Abul Hasan As-Sindi menjelaskan hadits di atas dalam Hâsyiyah-nyaاما يكون محسنا فليس له أن يتمنى فإنه لعله يزداد خيرا بالحياة وأما مسيئا فكذلك ليس له أن يتمنى فإنه لعله أن يستعتب أي يرجع عن الإساءة ويطلب رضا الله تعالى بالتوبةArtinya, “Ada kalanya dia adalah seorang yang berbuat baik, maka tidak berhak baginya berharap untuk mati, barang kali kebaikannya akan bertambah jika ia hidup, dan ada kalanya dia orang yang berbuat keburukan, begitu pula tidak berhak baginya berharap untuk mati, barang kali ia tobat atau berhenti dari perbuatan buruk itu dan meminta keridhaan Allah SWT dengan bertobat,” Lihat Syekh Abul Hasan As-Sindi, Hâsyiyatus Sindi alân Nasâ`i, [Maktabah al-Mathbû’ah al-Islâmiyyah], juz IV, hal 2.Berharap mati memang tidak boleh, apalagi disebabkan oleh kesengsaraan yang menimpa kita, karena kita tidak tahu apakah kematian ketika itu adalah hal baik atau buruk untuk kita. Maka dari itu, Nabi menganjurkan agar tidak berdoa meminta kematian, namun berdoalah memita kebaikan seperti doa berikut iniاللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِيArtinya, “Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu baik bagiku, dan wafatkanlah aku selama wafat itu baik bagiku,” HR An-Nasâ`i.Dari penjelasan di atas, hendaknya kita selalu bersabar atas ujian yang menimpa dalam kehidupan kita, barang kali ujian tersebut merupakan ladang pahala bagi kita di akhirat kelak. Wallahu a’lam.Ustadz Amien Nurhakim
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًاArab-Latin Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadāTerjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,Terjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,lalu mereka berdoa "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini".
Krisis yang berkepanjangan bisa menyebabkan guncangan mental yang luar biasa bagi seseorang. Terlepas dari berbagai faktor, dalam keadaan seperti ini, bagi mereka yang lemah imannya akan mengalami keputusasaan dari berharap rahmat Allah SWT. Lebih buruknya adalah mengharapkan kematian segera. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bolehkah seseorang berdoa mengharap kematian? Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58 menjelaskan sebagai berikut ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَ Artinya “Adalah makruh tidak disukai mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah godaan berat terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.” Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa hukum mengharapkan atau berdoa memohon kematian disebabkan merasa tidak kuat atas penderitaan dan kesulitan yang bersifat jasmani seperti terkena penyakit yang parah, terhimpit kemiskinan yang menyengsarakan, dan sebagainya, adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikut لا يَتَمَنَّيَنَّ أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لا بد فاعلاً فليقل اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرًا لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرًا لي. Artinya “Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’.” Kutipan di atas menjelaskan mengharapkan kematian sesungguhnya tidak dianjurkan sekalipun dilatarbelakangi kesengsaraan karena tertimpa bencana, misalnya. Namun demikian pada tingkat tertentu hal itu bisa dibenarkan dengan catatan cara memohonnya harus dengan doa yang tidak mencerminkan keputusasaan. Doa tersebut harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana dicontohkan dalam hadits di atas, yakni tidak memohon kematian itu sendiri secara mutlak tetapi lebih memasrahkannya kepada Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maksudnya biarlah Allah sendiri yang memutuskan apakah seseorang akan dimatikan atau dipertahankan hidup sebab pada hakikatnya hanya Allah yang mengetahui mana yang lebih baik antara hidup dan mati. Bisa jadi Allah tetap mempertahankan hidup seseorang dengan maksud memberinya kesempatan untuk menambah kebaikan-kebaikannya atau memperbaiki diri sebagai pertobatan bagi yang banyak dosanya. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut لا يَتَمَنَّى أحدكم الموت، إما محسن فلعله يزداد، وإما مسيء فلعله يَسْتَعْتِبُ. Artinya “Janganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya. Dan jika ia orang yang buruk semoga ia dapat memanfaatkannya untuk bertobat.” Selanjutnya Sayyid Abdullah Al-Haddad menjelaskan di halaman yang sama hal. 58 bahwa kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan dengan qadha’-Nya sebagaimana kutipan berikut ini إن الموت أمر مكتوب على جميع الأنام، وقضاء محتوم على الخاص والعام، وقد سوى الله فيه بين القوي والضعيف، والوضيع والشريف. Artinya “Sesungguhnya kematian adalah sesuatu perkara yang telah ditetapkan pada seluruh manusia dan berlaku tanpa terkecuali. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini sehingga tidak memandang kuat lemahnya fisik seseorang ataupun tinggi rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.” Kesimpulannya, berdoa memohon kematian sesungguhnya tidak baik dan tidak perlu apa pun alasannya sebab kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum kelahirannya ke alam dunia ini. Oleh karena itu siapa pun, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis, sebaiknya dapat memandang hidup apa pun kondisinya sebagai kesempatan untuk beramal baik. Orang yang sudah baik diharapkan dapat menambah kebaikannya; sedangkan yang belum baik diharapkan dapat memanfaatkannya untuk bertobat sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Penulis Muhammad Ishom Editor Agung Gumelar Sumber
doa menghindari keputusasaan dalam menghadapi kematian